Rahmat Basuki : Berawal dari hobi, untung Rp 5 juta perbulan
Rumah bercat kuning yang berada di tepi jalan raya Bangsal No. 20 Kabupaten Mojokerto itu terlihat sepi. Dari luar, rumah bergaya bangunan zaman Belanda ini tampak seperti rumah kebanyakan. Di depan gerbang rumah setinggi 2 meter itu, sebuah patung berbentuk induk kelinci bersama 5 anak kelinci berdiri dengan sebuah tulisan Martin Pet Farm.
Hanya patung inilah yang menandakan jika rumah milik Rahmat Basuki ini adalah peternakan kelinci, seperti dikutip dari http://www.omsetkelinciku.tk. Tidak ada tulisan yang lain seperti papan nama ataupun papan petunjuk yang menandakan kalau di rumahnya terdapat penangkaran hewan berlambang Playboy ini.
Sebuah halaman luas terbentang di belakang rumah di tepi halaman tersebut, 3 bangunan masing-masing berukuran 3x5 meter berdiri. Di tempat inilah puluhan kandang yang berisi puluhan kelinci berada. “ Total kelinci yang ada disini semuanya 100 ekor induk, itu belum dengan anaknya,” ujar lelaki yang telah dikaruniai 3 anak ini.
Rahmat mengaku, tahun 2006 merupakan awal segalanya Dia memulai bisnis beternak kelinci. Ia mengatakan bisnis ternak kelinci ini hanya dilakukannya tanpa sengaja. ‘’ dulu saya memang hobi memelihara kelinci, lalu saya berpikir, Kenapa tidak dikembangbiakkan saja,” ujarnya.
Sejak saat itulah secara perlahan ia mulai mengembangbiakkan kelinci. karena tidak memiliki background ternak, Ia pun mulai belajar dari buku-buku dan bertanya kepada peternak kelinci lainnya. Semakin lama Ia pun semakin cinta dengan kelinci. Ia pun terus belajar menggali informasi dari berbagai macam buku, seminar, hingga browsing ke internet.
Kini, Iapun mengembangbiakkan berbagai macam ras kelinci. “Hampir seluruh jenis kelinci ada disini, mulai yang terkecil berukuran 7 ons hingga yang besar seperti ukuran kucing,” ujarnya. Ras-ras yang ia ternakkan antara lain jenis paling mahal dan langka ya ini jenis flame, lalu duth yang berasal dari Belanda, satin, english lob, fuji lob, Himalaya bahkan sampai jenis berbulu seperti karpet ya ini jenis rax dan marmut Belgia.
Selain melakukan pengembangbiakan, Ia pun terkadang melakukan eksperimen dengan melakukan Persilangan antar ras kelinci. Hasilnya, berbagai jenis ras unggulan pun berhasil dia silangkan dan menghasilkan kelinci dengan ras baru, seperti rax satin dari Persilangan antara kelinci jenis rax dan satin.
Berkat usahanya, Ia pun mulai berani memberikan Nama usaha ternak nya. “ peternakan ini saya beri nama Martin Pet Fram, Martin diambil dari nama jenis kelinci yang sudah langka,” ujarnya.
Peternakan yang merangkap sebagai rumah tinggal seluas setengah hektare ini, sedikitnya 15 ras kelinci hias dan sejumlah ras kelinci lokal untuk konsumsi dikembangbiakkan.
Selain itu juga terdapat beberapa ras lain, yang juga merupakan kelinci ras unggulan. perawatan kelinci mudah dan murah. Setiap hari kelinci diberi makan dua kali, pada pagi hari dan menjelang malam. makanannya rumput dan sayuran, wortel dan ubi jalar.
Selain itu ada juga makanan siap saji, berupa pelet makanan kelinci. Jumlahnya minimal 1 per 5 dari berat badan kelinci. Selain itu, kelinci juga memerlukan banyak minum agar tidak mengalami dehidrasi. Untuk urusan pakan, kata dia, tak perlu repot. Cukup menyediakan konsentrat (bekatul) atau ampas tahu saja. “Ternak kelinci bisa disambi. namun tidak bisa ditinggal lama. jadi harus dijaga,” katanya.
Dia mengatakan, untuk pakan, bisa dilakukan banyak dua kali yakni pagi dengan memberikan makanan berupa bekatul dan siang dengan memberikan makan berupa rumput. “Untuk kelinci yang melahirkan atau hamil bisa ditambah pada malam hari dengan memberi makanan rumput,” ujarnya.
Pengembang biakan kelinci di tempat ini dilakukan secara sederhana. Kelinci diletakkan dalam kandang permanen. Setiap kandang terdiri dari satu pasang. setelah induk kelinci hamil, dipindahkan ke kandang khusus sampai melahirkan. dari mulai birahi, hamil dan menyusui hingga siap jual mencapai waktu sekitar 4 bulan. dalam satu periode, kelinci dapat melahirkan anak minimal 5 ekor. Prospek usaha peternakan kelinci cukup menjanjikan. Di pasaran lokal, harga kelinci hias berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 500.000. “ paling mahal jenis kelinci flame, harganya berkisar Rp 250.000 per pasang,” Ujar Rahmat yang mengaku menjalankan usaha ternak Bersama sang istri, Wasiko, 32. Menurutnya masalah pengetahuan memang masih menjadi problem di dunia perkelincian. Bahkan dalam ternak lain pun kebiasaan masyarakat mendapat pengetahuan lebih banyak didapat dari ilmu empiris, turun temurun.
Mungkin saja dalam ternak sapi atau domba masyarakat lebih muda melakukan karena mereka bisa belajar dari banyak orang. Tetapi menurut Rahmat, untuk kelinci agak berbeda. Hal ini disebabkan tidak banyak yang beternak kelinci secara serius.
Dari situlah Rahmat merekomendasikan agar calon peternak atau pemelihara belajar sungguh-sungguh. Sementara menyangkut masalah keyakinan Rahmat melihat karena kebanyakan orang bel
0 komentar:
Post a Comment