loading...


Kelinci belum banyak dikembangkan di Indonesia meskipun jenis ternak ini berpotensi besar dalam peningkatan mutu gizi masyarakat. Sementara pemerintah juga masih kurang serius menggarap usaha ternak ini. Padahal usaha ternak kelinci bisa membantu meningkatkan pendapatan masyarakat dan bahkan bisa jadi solusi mengatasi pengangguran. Lihat saja Vietnam dan Cina. Kedua negara tersebut cukup sukses mengembangkan kelinci. Untuk itu demi pengembangan usaha si kuping panjang ini di tanah air tak ada salahnya berguru kepada mereka. Berikut ulasan tentang ternak kelinci di Vietnam.

- Ternak Rakyat di Vietnam

Di Nho Quan pedesaan di provensi Ninh Binh, Vietnam sebelum tahun 2000an, petani setempat memelihara kelinci sebagai usaha sampingan, penghasil gizi keluarga atau sekedar peliharaan kesenangan. Produktivitasnya di masa itu sangat rendah karena pemeliharaan dilakukan dengan cara dilepas bebas di pekarangan rumah. Lalu pada suatu musim di tahun 2003, ribuan kelinci di kawasan pegunungan Nho Quan itu tertimpa penyakit kaki dan mulut. Beruntung pemerintah setempat tanggap, penyakit tersebut diteliti lalu dikumpulkan sebagai studi persoalan penyakit hewan oleh pemerintah setempat.

Selanjutnya penangan kasus ini juga melibatkan pihak penyuluh serta didukung oleh pemerintah provinsi yang justru bersikap bijaksana mendorong budidaya kelinci secara modern, bukan malah secara naif menghabisi kelinci karena alasan penyakit. Bahkan pemerintah menurunkan tim khusus untuk program modernisasi peternakan. Para dokter hewan, petani, ibu rumah tangga, petugas departemen kesehatan, menyatu dalam program terencana pemerintah lokal. Dalam hal ini, pelatihan, pemberdayaan dan penyadaran kesehatan ternak secara modern di galakkan.

- Kredit Lunak Untuk Peternak Kelinci

Keseriusan pemerintah ini terbukti berhasil. 4 tahun kemudian (2007), usaha peternakan kelinci disana kembali menggeliat. angka pertumbuhan usaha ini mencapai 25,6%. Jika Sebelum 2003, setiap Dusun hanya 5 kepala keluarga yang memiliki kelinci, pada 2007, peternak jumlah kelinci melonjak mencapai 18 hingga 20 kepala keluarga pada setiap dusun. dari sini Mengalirlah kredit lunak untuk peternak. murai ditawarin ke membayar secara realistis, tanpa perlu membuat proposal. Pemerintah yang melakukan riset lapangan secara langsung setiap kali ada pengajuan modal.


Untuk itu, Pemerintah membentuk asosiasi peternak kelinci yang memberikan ke Keleluasaan kepada peternak. Pemerintah bertindak sebagai pencatat dan pengawas. Selain itu, pemerintah juga mendatangkan teknologi peternakan yang menunjang usaha peternakan kelinci misalnya dalam pembuatan pakan dan pengolahan pasca panen. Tetapi sebelumnya mereka mengundang peneliti untuk melakukan riset objektif.

Hasil penelitian tersebut merekomendasikan beberapa hal. Diantaranya, Peternakan kelinci sulit berkembang jika pasar tidak terbuka, masyarakat sering kesulitan membeli kelinci Karena tidak semua orang tahu lokasi pemeliharaan kelinci. Selanjutnya petani akan cepat pintar jika kerap diadakan pelatihan serius, Asosiasi atau koperasi peternak kelinci sangat penting untuk memberikan posisi tawar harga di pasaran, pengolahan pasca panen sangat menentukan perkembangan pasar kelinci dan ibu rumah tangga berpotensi menjadi pengelola ternak kelinci di rumah karena mereka (62%)Terbukti lebih sayang terhadap kelinci dibandingkan laki-laki (38%). Sementara itu untuk bisnis kelinci di Cina, Berikut ini gambarnya :


Sementara di Cina, Kelinci sudah dikenal luas oleh masyarakat. Pada 1950, Berbagai jenis kelinci dari luar negeri membanjiri negeri tirai bambu tersebut. Gu Zilin,Peneliti dari Institut Pertanian universitas Ia Bei, Boading Cina (2001) menuliskan hasil risetnya tentang peternakan kelinci di Cina. Dalam artikel “RviewRabbit Breeding In Cina”, Zilin mengkaji pencapaian pengalaman pemeliharaan kelinci domestik di Cina. hasilnya, peternakan kelinci memiliki implikasi ekonomi baik dari daging, bulu dan hasil lainnya di sana.

Pemerintah selain para pengimpor swasta juga terlibat memberikan bantuan belanja kelinci dari beberapa negara seperti Inggris, Hungaria, dan Jepang. Kelinci anggora yang didatangkan dari Jerman dan Perancis sangat diminati peternak karena kualitas bulunya yang baik. Sedangkan jenis kelinci pedaging, pemerintah Cina mendatangkan jenis kelinci besar dari Jepang, Jerman, Selandia Baru, Perancis, Amerika Serikat, Denmark dan lain-lain. kelinci penghasil for jenis rex dari Amerika Serikat juga banyak didatangkan semenjak tahun 1980-an.

Masuknya beragam kelinci impor tersebut membuat kelinci lokal Cina seperti jenis Taihang, Saibei, Fujian, Anyang dan lain-lain berkembang lebih variatif karena perkawinan silang. Upaya pemerintah mengimpor kelinci ini membuat peternakan kelinci untuk penghasil bulu lebih cenderung pesat dibandingkan kelinci sebagai penghasil pedaging. Pesatnya perkembangan ternak kelinci juga didukung fakta bahwa masyarakat setempat sangat menggandrungi kelinci.

Kemudian pada tahun 1980 kerjasama ekonomi dan teknologi di bidang peternakan kelinci dengan pemerintah Jerman, Perancis dan Amerika Serikat dilaksanakan di Jiangsu, Shandong, Cina. Kerjasama ini memperkenalkan model peternakan baru dana teknologi canggih untuk mengelola kelinci beserta hasil-hasilnya. pedal 1988, Cina menjadi tuan rumah konferensi kelinci tingkat dunia yang ke 4 (Fourth World Rabbit Science Conference for Rabbit Sains).

0 komentar:

Post a Comment

 
OMSET KELINCIKU © 2017. All Rights Reserved. Powered by Ilqi Ayudya Hidayat
Top