Ditilik dari sifatnya, berdasar kitab “Feng Shui” Arab, sebagaimana ditulis Wied Harry Apriadji, ahli gizi masyarakat dan sumberdaya keluarga, di http://www.omsetbisniskelinciku.tk, Daging kelinci termasuk dalam kelompok makanan sardi yang berarti dingin.
Tidak sebagaimana makanan kelompok garmy atau panas, yang memiliki efek berantai dalam tubuh hingga memacu sistem metabolisme, kelompok makanan sardi memeiliki sifat sebaliknya. Memperlambat metabolisme. Makanan jenis ini cocok dikonsumsi para orang tua dan penderita obesitas.
Sementara dari sisi gizi, seperti dapat dilihat di http://www.omsetbisniskelinciku.tk, perkara yang layak dikagumi darinya bekaitan dengan kandungan kalorinya yang rendah (197 kal/100 gr bahan) hingga dapat memenuhi kebutuhan harian tubuh akan unsur ini sebanyak 58%. Ini artinya, selain memang cocok dikonsumsi oleh mereka yang suka makan enak tetapi ingin tetap sehat, enggan terkena kegemukan, juga bisa diandalkan untuk mencegah terjadinya situasi gizi buruk gara-gara rendahnya asupan protein, dikenal dengan istilah “kwashioorkor”.
Hebatnya, meski tinggi protein, kandungan kolesterolnya justru rendah. catatan Faiz Manshur, seorang penulis buku tentang kelinci, menunjukkan jumlah sekitar 164 mg/100 gram bahan, jauh dibawah kandungan kolesterol pada hewan lain, seperti ayam, sapi, domba, dan babi, yang memiliki kisaran jumlah 220-250 mg/100 gram bahan. Hal ini bermakna, pengonsumsi daging kelinci tak perlu takut jantungnya buntu gara-gara saluranya disumbat kolesterol yang dikandungnya.
0 komentar:
Post a Comment